
Kalau sepak bola punya kasta untuk “pemain underrated tapi krusial,” Darijo Srna duduk di atas sana. Dia bukan poster boy. Gak main di klub raksasa macam Barca atau Madrid. Tapi lihat lagi deh resume-nya: kapten timnas Kroasia, ikon Shakhtar Donetsk, dan salah satu bek kanan dengan crossing terbaik masanya.
Srna bukan cuma soal teknik. Dia adalah pemain yang bawa kelas, loyalitas, dan leadership ke level yang jarang lo lihat lagi sekarang. Dan yang paling gila? Dia habiskan hampir seluruh kariernya di Ukraina — negara yang gak banyak bintang Eropa mau sentuh.
Awal Mula: Anak Pantai Kroasia yang Tumbuh Jadi Pemimpin
Darijo Srna lahir 1 Mei 1982 di Metković, Kroasia. Dia anak dari Uzeir Srna, mantan pemain sepak bola berdarah Bosnia, yang sempat jadi kiper lokal.
Dari kecil, Darijo udah hidup dekat lapangan. Tapi bukan yang langsung dilirik akademi besar. Dia mulai di klub kecil NK Neretva, lalu pindah ke akademi Hajduk Split — salah satu klub besar di Kroasia.
Di Hajduk, dia main bareng pemain muda lain yang nanti bakal jadi generasi emas Kroasia, seperti Niko Kranjčar dan Ivica Olić. Srna dikenal karena:
- Crossing kaki kanan yang tajam
- Workrate gak kenal lelah
- Bisa naik turun sepanjang pertandingan
- Selalu jadi motor dari sayap kanan
Timnas Kroasia: Kapten Sejati, Selalu Hadir
Srna debut di timnas senior tahun 2002, dan langsung nyetel. Gak butuh waktu lama buat jadi andalan. Dia ikut:
- Euro 2004, 2008, 2012, 2016
- Piala Dunia 2006 dan 2014
- Total 134 caps (salah satu yang terbanyak sepanjang masa untuk Kroasia)
- Cetak 22 gol — luar biasa buat bek kanan
Srna dikenal bukan cuma karena performa di lapangan, tapi juga karena kepemimpinannya. Dia jadi kapten utama timnas sejak 2009, dan dihormati semua rekan — bahkan pemain besar seperti Modrić dan Mandžukić pun ngakuin itu.
Momen emosional:
Di Euro 2016, Srna main dalam kondisi ayahnya baru meninggal dunia. Dia tetap main, tetap jadi kapten, dan tetap tampil penuh komitmen. Salah satu gambaran jelas betapa totalnya dia buat negaranya.
Shakhtar Donetsk: Rumah Kedua yang Gak Pernah Dia Tinggalin
Tahun 2003, Srna ambil langkah beda. Saat pemain muda Eropa lain ngejar La Liga atau Serie A, dia gabung ke Shakhtar Donetsk, klub top Ukraina yang waktu itu baru mulai bangun kekuatan dengan pemain Balkan dan Brasil.
Buat sebagian orang, ini pilihan aneh. Tapi buat Srna? Ini awal dari hubungan seumur hidup.
Dia main di Shakhtar dari 2003 sampai 2018 — 15 tahun. Gak banyak pemain non-lokal yang tahan selama itu di satu klub.
Selama di Shakhtar:
- Main lebih dari 530 pertandingan
- Cetak 49 gol dan puluhan assist
- Jadi kapten tim selama lebih dari satu dekade
- Juara UEFA Cup 2009 (sekarang Europa League)
- 10x juara Liga Ukraina, 7x Piala Ukraina, 8x Supercup
Dia jadi ikon klub, bahkan disebut “Mr. Shakhtar” oleh fans dan manajemen.
Gaya Main: Bek Kanan Old-School Tapi Punya Kualitas Kelas Eropa
Srna itu bukan tipe bek kanan flashy ala Dani Alves. Tapi dia punya:
- Crossing kelas dunia
- Disiplin taktik
- Sering jadi set piece taker (penalti dan free kick)
- Lari nonstop dari menit 1 sampai 90
- Jarang cedera, jarang blunder
Dia juga sering jadi solusi darurat. Kadang ditarik jadi gelandang kanan, kadang bantu nutup tengah kalau tim diserang habis-habisan.
Fans sejati Shakhtar tahu: kalau ada Srna di kanan, sisi itu aman.
Satu-satunya Noda: Kasus Doping
Tahun 2017, Srna sempat kena skorsing karena kasus doping. Dia mengaku mengonsumsi suplemen yang ternyata mengandung zat terlarang — tanpa tahu bahwa zat itu ilegal menurut aturan UEFA.
Dia mengambil tanggung jawab penuh, minta maaf ke fans dan klub, dan cuti main selama 11 bulan. Banyak pemain bisa hancur reputasinya karena ini, tapi Srna tetap dihormati karena cara dia menghadapi masalah: jujur, gak ngelak, dan gak cari kambing hitam.
Karier Akhir dan Pensiun
Tahun 2018, Srna pindah ke Cagliari di Serie A buat main semusim sebelum pensiun. Walau cuma tampil sebentar, dia tetap jadi mentor buat pemain muda.
Tahun 2019, dia resmi gantung sepatu, dan langsung balik ke Shakhtar jadi direktur teknik. Dia tetap jadi bagian penting klub, bahkan sampai sekarang.
Kehidupan di Luar Lapangan
Srna dikenal low profile banget. Dia bukan tipe pemain yang suka tampil di media sosial atau wawancara bombastis. Tapi dia:
- Aktif dalam kegiatan sosial
- Banyak bantu program pendidikan dan anak-anak di Ukraina dan Kroasia
- Sering jadi penghubung antara pemain Balkan dan Brasil di ruang ganti Shakhtar
Dia juga dikenal sebagai figur persatuan di klub yang sering alami konflik geopolitik, terutama pasca-krisis Donbass.
Warisan Srna: Loyalitas, Ketenangan, dan Crossing yang Selalu Nyampe
Darijo Srna gak pernah jadi pemain paling mahal. Tapi dia buktiin bahwa:
- Loyalitas masih ada di sepak bola modern
- Bek kanan bisa jadi pemimpin
- Lo bisa sukses besar walau gak main di liga paling glamor
- Gaya bermain elegan dan kerja keras bisa jadi kombinasi berbahaya
Banyak yang nyangka dia bakal pindah ke liga top. Tapi dia milih tetap di tempat di mana dia merasa berarti. Dan hasilnya? Dia jadi salah satu pemain asing terhebat sepanjang masa di Ukraina.
Kesimpulan: Srna Adalah Bek yang Gak Banyak Bicara, Tapi Bikin Tim Jalan Terus
Kalau lo nyari bek kanan yang:
- Konsisten 15 tahun
- Kapten timnas
- Setia satu klub
- Bikin assist rutin
- Tapi jarang banget bikin headline
Maka Darijo Srna adalah blueprint-nya. Dia adalah bukti bahwa bukan cuma bintang yang bikin tim menang. Tapi juga pemain yang tiap minggu ngasih 7/10 tanpa gagal.
Shakhtar Donetsk? Srna.
Timnas Kroasia? Srna.
Sepak bola old-school tapi solid? Srna.